A. Pendahuluan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkanya makhluk hidup,zat energi,dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kulitas lingkungan turun sampai
ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. ( Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
Nomor 4 Tahun 1982)
Jenis polusi dapat
dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, jenis bahan pencemarnya, dan
tingkat pencemarnya. Menurut tempat terjadinya, polusi dapat dipagi menjadi tiga
jenis, yaitu polusi udara, air, dan tanah. Berdasarkan polutan, polusi terbagi
menjadi polusi kimiawi, biologi, dan fisik
Zat atau bahan yang
menyebabkan polusi disebut dengan polutan. Suatu zat yang disebut sebagai
polutan, apabila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Kategori suatu zat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi keadaan
normal, berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Polutan dapat bersifat
merusak sementara dan merusak dalam
jangka waktu panjang.
Jenis polusi yang
banyak dirasakan saat ini, salah satunya polusi udara. Polutan yang menyebabkan
polusi udara ini terbagi menjadi polutan primer dan polutan sekunder. Polutan
primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
polusiudara. Contohnya, karbon monoksida yang langsung dihasilkan dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contohnya,pembentukan ozon dalam
smog fotokimia.
Untuk mengetahui
kualitas udara di sutu tempat, perlu adanya pengukran kualitas udara ambien da
n melakukan pengujian gas buang kendaraan bermotor. Tujuannya untuk mengambil
langkah-langkah berikutnya apabila terjadi pencemaran udara dan menanggulangi
sejak dini sumber-sumber polutan udara.
B. Jenis Polusi
Pada bagian
pendahahuluan telah diberikan pengertian polusi, jenis polusi, dan polutan
secara umum. Polusi dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya dan
bahan pencemarnya. Selanjutnya, akan dibahas mengenai hal tersebut lebih jauh.
1. Polusi Berdasarkan Tempat Terjadinya
Berdasarkan tempat terjadinya, polusi
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu polusi udara, air, dan tanah. Berikut ini
akan dibahas satu per satu.
a. Polusi Udara
Udara yang mengandung oksigen, sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan
campuran dengan gas, yang terdiri dari sekitar 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93%
argon, 0,03 % karbon dioksida (CO2), dan sisanya terdiri dari
neon(Ne), helium (He), metana (CH4), dan hidrogen (H2).
Komposisi udara tersebut dapat mendukung kehidupan makhluk hidup dan dikatakan
udara dalam keadaan “normal”. Apabila
terjadi penyimpangan dari keadaan normal yang menimbulkan gangguan serta
perubahan komposisi tersebut, dikatakan udara sudah tercemar atau terpolusi.
Polusi udara adalah adanya satu atau lebih substansi kimia,
biologi, atau fisik di atmosfer dalam jumlah melebihi keadaan normal yang dapat
membahayakan manusia, hewan, tumbuahan, lingkungan abioti, mengganggu estetika,
dan kenyamanan. Polusi udar dapat terjadi di mana-mana, seperti di dalam rumah,
sekolah, dan kantor yang biasa disebut polusi dalam ruang (indoor pollution). Selain itu, polusi juga terjadi di luar ruangan
(outdoor pollution), mulai dari
tingkat lingkungan rumah, perkotaan, hingga ke tingkat regional, bahkan menjadi
gejala global.
Berikut ini akan dibahas mengenai sumber polusi, jenis
polutan, dan dampak dari polusi udara.
1) Sumber Polusi Udara
Polusi udara dapat ditimbulkan oleh beberapa sumber,
antara lain dari kegiatan dan alam. Sumber polusi udara yang disebabkan oleh
kegiatan manusia adalah akibat aktivitas industri, transportasi , pembuangan
sampah, dan rumah tangga. Adapn sumber polusi udara alami dan tanpa disengaja
(kecelakaan) di antaranya berasal dari letusan gunung berapi dan kebakaran
hutan (kebakaran hutan tanpa perlakuan manusia).
Industri
menggunakan bahan bakar fosil dalam menjalankan aktivitas produksinya.
Pembakaran bahan bakar fosil tersebut akan menghasilkan polutan yang
mempengaruhi kualitas udara secara signifikan.
Gambar 2.1 Polutan yang dihasilkan dari
industri akan mempengaruhi kualitas
udara
Jumlah keseluruhan kendaraan
bermotor (seperti mobil, bis, dan truk) di Indonesia telah meningkat dari 12
juta lebih dalam tahun 1995 menjadi 19 juta lebih dalam tahun 2000. Sepeda
motor merupakan 71 persen dari jumlah keseluhan kendaraan bermotor.
Transportasi menghabiskan 12 juta kiloliter minyak gas, 12 juta kiloliter
premium, 118 ribu kiloliter minyak diesel, 185 ribu kiloliter bahan bakar
minyak , dan 74 ribu kiloliter jenis bahan bakar lainlain. Akibatnya , gas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar tersebut berpeluang mencemari udara.
Gambar 2.2 Gas yang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar kendaraan akan menyebabkan
polusi udara
Polutan yang dihasilkan dari rumah tangga adalah dari
pembakaran bahan bakar untuk memasak dan pembakaran sampah. Selain yang telah
dijelaskan, sumber polusi untuk memasak dan pembakaran sampah. Selain yang
telah dijelaskan , sumber polusi udar dapat disebabkan oleh radiasi bahan
radioaktif, seperti nuklir. Pada proses peledakan nuklir, menghasilkan materi
radioaktif yang mau ke atmosfer, kemudian jatuh ke bumi. Dalam jangka waktu
tertentu, materi tersebut akan terakumulasi di air dan tanah, kemudian masuk
jaringan makhluk hidup. Akibat pencemaran tersebut dapat menyebabkan penyakit
kelainan gen dan kematian.
2) Jenis Polutan (Pencemar) Udara
Jenis
polutan atau pencemar udara dapat dikelompokkan menjadi polutan primer dan
polutan sekunder
a)
Polutan Primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang langsung
ditimbulkan dari sumber polusi. Polutan ini bentuk dan komposisinya sama dengan
ketika dipancarakan. Contoh Polutan Primer, antara lain CO, CO2,
hidrokarbon, SO, nitrogen oksida, dan berbagai partikel.
b)
Polutan Sekunder
Polutan Sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk
dari reaksi polutan-polutan primer di
atmosfer. Reaksi tersebut dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara
bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Contoh pencemar sekunder adalah
ozon, formaldehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).
3) Dampak Polusi Udara
Polusi udara akan berdampak pada kesehatan manusia, tanaman,
hujan asam, efek rumah kaca, kerusakan lapisan ozon. Dampak polusi udara yang
paling umum adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), termasuk di
antaranya bronkitis dan asama. Beberapa zat polutan dapat bersifat toksik dan
karsinogenik. Mengenai dampak polusi terhadap makhluk hiduo dan lingkungan.
b. Polusi Air
Indonesia menerima curah hujan
yang tinggi, walaupun distribusinya sangat berbeda di antara berbagai pulau.
Pulau jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Sekitar 60 persen dari
jumlah penduduk berada di pulau Jawa. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan air
juga tunggi. Ketersediaan air rata-rata per tahun sekitar 1.750 m3 per
kapita, dan distribusinya tidak sama rata, baik secara geografis maupun secara
musim. Sumber air tanah terbatas dan digunakan untuk tujuan rumah tangga, umum,
dan industri.
Gambar 2.3 Polusi air akan mengurangi kualitas
air dan menimbulkan
kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan
Sekarang kualitas air Indonesia semakin memburuk. Penyediaan
air yang aman terbatas di Indonesia. Selain itu, akses ke air bersih berkurang
karena tingkat polusi yang meningkat yang menjurus pada kerusakan lingkungan
maupun peningkatan masalah kesehatan.
Berikut ini akan dibahas mengenai sumber polusi, bahan
pencemar, dan dampak polusi.
1) Sumber Polusi dan Bahan Pencemar Air
Pembuangan kotoran rumah tangga, limbah industri, pengaliran
pertanian dan kesalaahan dalam pengelolaan limbah padat dapat mencemarkan air
permukaan dan air tanah. Selain itu, penyimpanan bahan kimia yang tidak tepat dan penggunaan bahan pertanian
(termasuk pupuk dan pestisida) semakin memberi peluang terjadinnya pencemaran
air.
Pembuangan limbah domestik dan rumah tangga, sepeerti
detergen dapat mencemari air karena detergen tidak dapat terurai dalam kondisi
biasa. Pembuangan limbah industri mengandung Pb, Hg, Zn dan bahan berbahaya
lainnya dapat mencemari perairan dan terakumulasi pada makhluk hidup dan
bersifat racun. Coba anda ingat kembali. Limbah pertaian, seperti pemakain
pupuk dan insektisida secara tidak tepat, dapat menyebabkan pencemaran air.
Substansi insektisida tidak terurai dan masuk ke perairan, kemudian masuk ke
siklus jaringan makanan yang diawali terakumulasinya substansi tersebut dalam
organisme air. Sampah organik yang dibuang ke perairan mengalami pembusukan
oleh bakteri dan menyebabkan kadar oksigen dalam air berkurang. Akibatnya,
dapat mengganggu aktivitas organisme air.
Selain yang telah dijelaskan tersebut, salah satu bahan
pencemar di laut berasal dari tumpahan minyak bumi akibat kecelakaan kapal
tanker. Minyak bumi yang tumpah akan mengganggu ekosistem air laut.
Gambar 2.4 Tumpahan minyak di laut dapat mengganggu ekosistem air laut
2) Dampak Polusi Air
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat
penutupan penyaluran limbah dan sanitasi yang terendah di Asia. Hal tersebut
menyebabkan kontaminasi air permukaan
dan air tanah yang tersebar luas.
Akibatnya, Indonesia telah berulang kali mengalami wabah infeksi lambung secara
lokal dan mempunyai insiden penyakit tifus yang tetinggi di Asia.
Apabila air yang tercemar dikonsumsi oleh manusia, secara
umum dapat menimbulkan berbagai dampak pada kesehatan, seperti penyakit kulit,
infeksi lambung, dan diare. Selain itu, pencemaran air oleh merkuri (Hg) dari
hasil samping kegiatan tambang emas secara tidak langsung dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit. Merkuri terakumulasi pada organisme air dan masuk ke
jaringan makanan makhluk hidup. Kontaminasi merkuri berdampak pada kesehatan
yang serius. Merkuri mempengaruhi otak, ginjal, paru-paru dan hati.
Pencemaran air akibat tumpahan minyak di laut menyebabkan
organisme akuatik keracunan dan kerusakan ekosistem air laut
c. Polusi Tanah
Pembuangan smpah padat yang
sukar hancur atau terurai dan penggunaan pupuk dan pestisida tidak tepat, dapat
menyebabkan polusi tanah. Beberapa sumber serta bahanpencemar polusi tanah,
yaitu sampah yang sukar hancur, limbah rumah tangga, dan bahan kimia racun.
Gambar 2.5 Barang yang sukar hancur dapat
menyebabkan polusi tanah.
1) Sampah Yang Sukar Hancur
Sampah-sampah yang sukar hancur, seperti plastik, kaca,
alumunium, dan karet sintetis dapat menyebabkan polusi tanah. Bahan-bahan
tersebut akan menghambat siklus nutrisi tanah, akan menjadi sarang nyamuk,
serta merusak estetika lingkungan.
2) Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga, seperti detergen akan meresap ke dalam
tanah. Detergen bersifat nonbiodegradable
(secara alami sulit diuraikan) sehingga akan terakumulasi dalam tanah dan
memengaruhi nutrisi tanah tersebut.
3) Bahan Kimia Pertanian
Penggunaan bahan agrokimia (seperti pupuk dan pestisida) yang
bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian menyebabkan kerusakan
lingkungan dan hilangnya lapisan tanah yang mengandung nutrisi. Pemakaian bahan
agrokimia secara berlebihan menimbulkan pencemaran tanah dengan kadar racun
yang bervariasi. Beberapa jenis petisida yang terakumulasi dalam tanah akan
berdampak buruk terhadap keseluruhan ekosistem. Contohnya, pencemaran tanah
akan berpengaruh terhadap manusia dan makhluk lainnya dalam bentuk makanan dan
minuman yang tercema.
d. Polusi Suara
Polusi
suara disebabkan karena suara bising kendaraan bermotor, kapal perang, deru
mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran.
2. Polusi Berdasarkan Jenis Polutan
Berdasarkan Polutan (Bahan
Pencemar),polusi dapat dikelompokkan menjadi polusi karena bahan fisik, kimia,
dan biologi.
a. Polusi karena Bahan Fisik
Polusi
ini disebabkan bahan pencemar fisik berupa bahan-bahan yang sukar hancur,
seperti alumunium, fisik, kaca, dan karet sintetis.
b. Polusi karena Bahan kimia
Polusi
ini disebabkan bahan pencemar kimia, seperti zat radoaktif, logam (Hg,Pb, As,
Cr dan Cd), detergen, minyak, pupuk organik, dan pestisida.
c. Polusi karena Bahan Biologi
Polusi
ini disebabkan pencemar biologi berupa mikroorganisme, misalnya salmonella thyposa, Escherichia coli, dan Entamoeba coli.
3. Polusi Berdasarkan Tingkat Pencemarnya
Menurut WHO, tingkat pencemaran
didasarkan pada kadar zar pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat
pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1.
Pencemaran yang mulai mengakibatkan
iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan
kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2.
Pencemaran yang sudah mengakibatkan
reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya
pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan
lahirnya bayi
cacat.
3.
Pencemaran yang kadar zat-zat
pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau
kematian dalam
lingkungan.
Misalnya pencemaran nuklir.
DAMPAK
POLUSI TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
Polusi udara, air, dan tanah
akan bedampak pada kesehatan manusia. Pencemaran berdasarkan tingkat pencemar
(kadar polutan) yang berdampak pada kesehatan dapat dibedaakan menjadi tiga
kelompok. Kelompok pertama, pencemaran yang mulai menyebabkan iritasi
(gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh. Contohnya, asap hasil pembakaran
menyebabkan mata peih dan penggunaan air yang kurang bersih menyebabkan gatal-gatal.
Kelompok kedua, pencemaran yang menyebabkan reaksi pada tubuh dan menyebabkan
penyakit yang kronis. Contohnya, pencemaran merkuri di Minamata, Jepang
menyebabkan bayi lahir cacat dan kanker. Kelompok ketiga, pencemaran yang
memiliki kadar polutan sangat besar dan menimbulkan kematian. Contohnya,
keracunan logam berat berbahaya dan pencemaran nuklir.
Berikut ini akan dibahas lebih
lanjut tentang dampak polusi udara, air, dan tanah terhadap kesehatan manusia.
1. Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan
Manusia
Pencemaran udara memengaruhi
sistem kehidupan makhluk hidup, seperti gangguan kesehatan dan ekosistem yang
berkaitan dengan manusia. Polutan yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam
tubuh melalui sistem pernapasan. Partikulat yang berukuran besar dapat tertahan
pada saluran pernapasan bagian atas. Partikulat yang berukuran kecil dan
polutan yang berbentuk gas dapat masuk sampai ke paru-paru. Dari paru-paru
polutan tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran
darah. Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu iritansia, asfiksia, dan anestesia.
a.
Iritansia
Polutan jenis Iritansia korosif.
Polutan itu merangsang proses peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas
atau dikenal juga dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), yaitu saluran
pernapasan mulai dari hidung sampai ke tenggorokan. Selain itu, iritasi juga
dapat mengenai paru-paru sendiri. Contohnya polutan yang menyebabkan iritansia,
yaitu sulfur dioksida, sulfur trioksida, amonia, dan debu.
b.
Asfiksia
Asfiksia disebabkan oleh
berkurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2
menjadi berkurang. Asfiksia terjadi karena keracunan gas karbon monoksida (CO),
CO akan mengikat hemoglobin membentuk karboksihemoglobin (COHb) sehingga
kemampuan hemoglobin mengikat O2 berkurang. Gas lain yang dapat
menyebabkan asfiksia, yaitu nitrogen oksida, metana, hidrogen, dan helium.
Pengaruh konsentrasi COHb di dalam darah terhadap kesehatan manusia diberikan
pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Pengaruh Konsentasi COHb Tehadap Kesehatan
Konsentrasi
COHb dalam Darah (%)
|
Pengaruh Terhadap Kesehatan
|
< 1,0
|
Tidak ada
pengaruh
|
1,0 – 2,0
|
Penampilan
agak tidak normal
|
2,0 – 5,0
|
Pengaruh
terhadap sistem syaraf sentral, reaksi pancaindra tidak normal, dan benda
terlihat agak kabur.
|
>5,0
|
Perubahan
fungsi jantung
|
10,0 – 80,0
|
Kepala pusing,
mual, berkunang-kunang, pingsan, sukar bernapas, dan kematian
|
c. Anestesia
Anestasia bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan
kesadaran. Bahan yang dapat menyebabkan anestesia, misalnya eter, etilena,
propana, dan alkohol alifatis.
Berikut dampak pencemaran udara dengan polutan berupa gas terhadap kesehatan
manusia.
Tabel
3.2
Dampak Pencemaran Udara Berupa
Gas Terhadap Kesehatan Manusia
No
|
Polutan
(Gas)
|
Sumber
|
Dampak
Terhadap Manusia
|
1.
|
Sulfur Dioksida (SO2)
|
a. Batu bara atau bahan bakar minyak
yang mengandung sulfur
b. Pembakaran limbah
c. Proses dalam industri
|
Menimbulkan efek iritasi pada saluran pernapasan sehinggamenimbulkan
gejala batuk dan sesak napas
|
2.
|
Hidrogen Sulfat (H2S)
|
Dari kawah gunung yang masih aktif
|
Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervus olfactory)
|
3.
|
a. Nitrogen Monoksida (NO)
b. Nitrogen Dioksida (NO2)
|
a. Berbagai jenis pembakaran
b. Gas buang kendaraan bermotor
c. Peledak dan pabrik pupuk
|
a. Mengganggu sistem pernapasan
b. Melemahkan sistem pernapasan
paru-paru dan saluran pernapasan sehingga paru-paru mudah terserang infeksi
|
4.
|
Amonia (NH3)
|
Proses industri
|
a.Menimbulkan bau yang tidak sedap atau menyengat
b. Menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan , bronkitis, dan
merusak indera penciuman
|
5.
|
a.Karbon Dioksida (CO2)
b. Karbon Monoksida (CO)
c. Hidrokarbon
|
a.Semua hasil pembakaran
b. Proses Industri
|
Menimbulkan efek sistematik karena meracuni tubuh dengan cara
pengikatan hemoglobin
|
- Dampak Polusi Air terhadap
Kesehatan Manusia
Pencemaran
air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar, seperti limbah industri,
sisa agrokimia, pembuangan limbah domestik, sampah organik, dan tumpahan
minyak. Hal itu akan mengurangi kualitas air dan berdampak pada kesehatan
manusia. Berikut ini beberapa data tentang dampak pencemaran air terhadap
kesehatan manusia.
a.
Di Jakarta sebuah industri elektroplating telah
melakukan penimbunan limbah B3 berupa sludge
yang mengandung nikel dan kromium. Dari hasil penelitian pada sumur penduduk
yang terdekat dengan lokasi penimbunan, ditemukan konsentrasi kromium sangat
tinggi dibandingkan standar air baku air minum, yaitu mencapai 10,467 mg/L.
Dari penelitian tersebut, juga didapatkan bahwa penyebaran pencemar telah mencapai area luas 5 hektar. Kromium
bersifat karsigonetik, yaitu dapat menimbulkan kanker sehingga dapat mengancam
kesehatan manusia.
b.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh bapedal
dalam proyek JUDP III tahun 1994, bahwa zat pencemar yang banyak terdapat di
perairan jabotabek adalah fenol. Rata-rata kadr fenol dalam air sumur adalah 0,
125 mg/L, sedangkan baku mutu untuk air minum adalah 0, 01 mg/L. Dampak yang diakibatkan
oleh fenol bagi kesehatan manusia adalahnya timbulnya penyakit lever. Dari
studi JUDP III tersebut , juga mengindikasikan bahwa terdapat tiga jenis
penyakit utama di Jakarta yang disebabkan pemaparan limbah, yaitu hipertensi,
liver necrosis, dan ginjal.
c.
Tabel 3.3 menunjukan lima keracunan merkuri yan
menelan korban cukup banyak dan terjadi sampai tahun 1968. Keracunan-keracunan
tersebut terutama disebabkan mengonsumsi akan hidup di perairan yang tercemar
merkuri atau konsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri.
Tabel 3.3
Data Korban Dampak Pencemaran Air oleh
Merkuri
Lokasi
|
Tahun
|
Korban (orang)
|
Teluk Minamata, Jepang
|
1953-1960
|
43 meninggal, 68 cacat/sakit
|
Irak
|
1961
|
35 meninggal, 321 cacat/sakit
|
Pakistan Barat
|
1963
|
4 meninggal, 34 cacat/sakit
|
Guatemala
|
1966
|
20 meninggal, 45 cacat/sakit
|
Niigat, Jepang
|
1968
|
5 meninggal, 25 cacat/sakit
|
Parameter
air yang terkait dengan kesehatan dapat dilakukan dengan parameter fisika dan
parameter kimia. Apabila parameter tersebut melebihi dari standar, akan
berdampak pada kesehatan manusia. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut.
- Parameter Fisika
Parameter fisika
mencakup suhu dan zat terendap
1) Suhu
Suhu
maksimum yang diperbolehkan, yaitu 300C. Suhu air buangan umumnya
lebih tinggi dari bahan airnya. Hal itu disebabkan kondisi proses aur dalam
kegiatan industri menggunakan suhu yang lebih tinggi.
2) Zat
Terendap
Zat
Terendap maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/L. Zat terhadap dalam air
disebabkan proses pengendapan karena gaya gravitasi dari zat yang melayang di
dalam air. Tujuan pengendapan adalah untuk penjernihan air sehingga mengurangi
kekeruhan. Pengendapan hanya bermanfaat dalam pemisahan bakteri. Persentase bakteri yang dipisahkan
pada umumnya hampir sebanding dengan pengauh kekeruhan. Kekeruhan dan pemisahan
bakteri secara pengendapan berkisar 30-80%.
- Parameter Kimia
Parameter Kimia
mencakup kimia anorganik dan kimia organik
1) Kimia
Anorganik
Parameter Kimia
Anorganik, antara lain arsen, barium, besi, kromium, kadmium, perak, raksa , timbel,
tembaga, amonia, klorin, fluorin, nitrit, fosfat, sulfida, COD, BOD dan pH.
a) Arsen
(As)
Jumlah
maksimum arsen yang diperbolehkan 1 mg/L sebagai As. Arsen (As)merupakan unsur
yang paling berbahaya . Jika kandungan As dalam air melebihi 0,05 mg/L akan
bersifat racun. Jika sumber aur tercemar oleh Arsen dan air tersebut dipakai
untuk makanan atau minuman, arsen dapat terakumulasi dalam tubuh manusia. Hal
itu akan menyebabkan gangguan pada sistem pencemaran dan kmungkinan dapat
menyebabkan kanker kulit, hati, dan saluran empedu.
b) Barium
(Ba)
Jumlah
maksimum barium yang diperbolehkan 1 mg/L
sebagai Ba. Jika kandungan Ba dalam air melebihi 1 mg/L, akan bersifat
racun dan dapat mengakibatkan gangguan syaraf, hati, gangguan sistem peredaran
darah, menimbulkan rasa mual, diare, dan gangguan pada sistem pencernaan.
c)
Besi (Fe)
Jumlah
besi maksimum yang diperbolehkan 1 mg/L sebagai Fe. Jika kandungan besi
melebihi atau sama dengan 1 mg/L, dapat menyebabkan gangguan paru-paru. Dalam
jumlah sedikit, besi diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah.
d) Kromium
(Cr)
Jumlah
kromium maksimum yang diperbolehkan 0, 1 mg/L sebagai Cr valensi 6. Jika
kandungan dalam air melebihi atau sama dengan 0, 05 mg/L, secara akumulatif
akan bersifat karsinogen, yaitu menyebabkan kanker kulit dan gangguan alat
pernapasan.
e) Kadmium
(Cd)
Jumlah
kadmium maksimum yang diperbolehkan 1 mg/L sebagai Cd. Jika kandungan Cd dalam
air melebihi 0, 01 mg/L, akan menyebabkan keracunan pada manusia. Kandungan Cd
0, 1 – 10 mg/L pada tikus percobaan menyebabkan gangguan hati dan ginjal,
gangguan lambung, kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobin, dan pigmentasi gigi.
f)
Perak (Ag)
Jumlah
maksimum yang diperbolehkan 0,1 mg/L sebagai Ag. Jika kandungan perak dalam air
melebihi atau sama dengan 0,05 mg/L, akan menyebabkan gangguan pada mata. Jika
perak termakan, perak akan mengendap pada kulit mata dan membran mukosa yang
menyebabkan hilangnya penglihatan warna dan mata hanya dapat melihat warna biru
keabu-abuan tanpa reaksi nyata.
g)
Raksa (Hg)
Jumlah
raksa maksimum yang diperbolehkan 0,1 mg/L sebagai Hg. Jika kandungan raksa
dalamair melebihi 0,001 mg/L, akan menimbilakman penyakit minamata (syaraf)
dalam bentuk metil merkuri, meracuni sel-sel tubuh, dapat merusak ginjal, dan
juga keterbelakangan mental. Umumnya, gejala timbul setelah bertahun-tahun
terkontaminasi raksa.
h)
Tembaga (Cu)
Jumlah
tembaga maksimum yang diperbolehkan 1 mg/L sebagai Cu. Jika kandunganya dalam
air melebihi atau sama dengan 1,5 mg/L, akan menyebabkan kerusakan hati. Dalam
jumlah sedikit, tembaga diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah.
i)
Timbel (Pb)
Jumlah
timbel maksimum yang diperbolehkan 1 mg/L sebagai Pb. Jika kandungan Pb di
dalam air yang diminum melebihi atau sama dengan 0,1 mg/L, akan bersifat racun.
Pb sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena cenderung terakumulasi dalam
jaringan tubuh manusia dan mracuni syaraf. Pada anak-anak, keracunan Pb dapat
menyebabkan kerusakan jaringan syaraf otak, anemia, dan kelumpuhan.
j)
Amonia (NH3) bebas
Jumlah
amonia bebas maksimum yang diperbolehkan 0,05 mg/L sebagai NH3. Jika
kandungan amonia dalam air melebihi 0,05 mg/L, menyebabkan iritasi pada mata,
mudah terbakar, dan menimbulkan bau yang menusuk hidung (tidak sedap).
k)
Klorin (Cl2) Bebas
Jumlah
klorin bebas maksimum yang diperbolehkan 0,05 mg/L sebagai Cl2. Jika
kandungan klorin dalam air melebihi 0,05 mg/L, merupakan gas bertekanan,
beracun, baersifat korosif, bersifat iritasi, dapt menimbulkan rasa yang tidak
enak (rasa asin), dan berbau merangsang.
l)
Fluorin (F)
Jumlah
fluorin maksimum yang diperbolehkan 2 mg/L sebagai ion F-. Jika
kandungan fluorin melebihi 2 mg/L, akan menimbulkan kerusakan gigi terutama
pada anak-anak, yaitu fluorosis berupa noda-noda cokelat yang tidak mudah
hilang. Fluorin dalam air minum diperbolehkan antara 8-20 mg/L. Apabila
melebihi, akan merusak sistem tulang pada manusia. Untuk orang berumur 20 tahun
atau lebih, kadar fluorin 20 mg/L atau lebih dapat menimbukan gigi yang rapuh
dan mudah patah.
m)
Nitrit (NO2)
Jumlah
nitrit maksimum yang diperbolehkan 1 mg/L sebagai ion NO2-.
Jika kandungan nitrit dalam air melebihi 1 mg/L, akan bersifat racun. Nitrit
lebih berbahaya daripada nitrat karena menyebabkan terbentuknya metahaemoglobin
dalam darah yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh.
n)
Fosfat (PO4-)
Jumlah
fosfat rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 2 mg/L sebagai ion PO4-.
Jika kandungan fosfat rata-rata dalam waktu 24 jam melebihi 2 mg/L, akan
mengalami gangguan tulang pada manusia.
o)
Sulfur (S)
Jumlah
sulfur maksimum yang diperbolehkan0,1 mg/L sebagai ion S2-. Jika
kandungan sulfur dalam air melebihi 0,1 mg/L, akan menimbulkan rasa dan bau
tidak enak, mengubah air menjadi berwarna , bersifat korosif, dan racun. Cara
untuk mengurangi kelebihan sulfur adalah dengan pengudaraan (aeration) dari
penyaringan.
p)
Kebutuhan Biologi akan Oksigen (KBO) atau
Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD
(Biological Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroba. BOD maksimum yang diperbolehkan 30 mg/L sebagai O2.
BOD dinyatakan dalam mg/L (ppm) pada kondisi tes, yaitu inkubasi pada 20 0C
dalam ruangan gelap dan dalam waktu 5 hari. Jika BOD melebihi 30 mg/L, akan
mengurangi pertumbuhan mikroba tertentu (mikroba yang baik) dan menyebabkan
pertumbuhan mikroba “jahat”. Pertumbuhan mikroba “jahat” yang tinggi dapat
menimbulkan penyakit perut.
q)
Kebutuhan Kimiawi akan Oksigen (KKO) atau
Chemical Oxygen Demand (COD)
COD
(Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat kimia dalam sistem air. COD maksimum yang diperbolehkan 80
mg/L sebagai o2. Jika COD melebihi 80 mg/L, akn menyebabkan sakit
perut.
r)
pH
pH
menunjukkan konsentrasi ion H+ dan merupakan parameter penting dalam
penetapan kualita air buangan maupun air alam. Batasan pH yang diperbolehkan
6,5-8,5. Jika pH air buangan melebihi 8,5 akan bersifat basa dan jika kurang
6,5 akan bersifat asam. pH kurang dari 6,5 dan lebih dari 9,2 dapat menyebabkan
korosifitas pada pipa-pipa air dan menyebabkan senyawa kimia berubah menjadi
racun yang mengganggu kesehatan.
2)
Kimia Organik
Parameter
kimia organik, antara lain hidrokarbon, minyak dan lemak, fenol, dan sianida.
a)
Hidrokarbon
Jumlah
hidrokarbon maksimum yang diperbolehkan 10 mg/L. Senyawa hidrokarbon dalam air
menimbulkan rasa, warna, dan bau. Jika rasa dan bau tidak enak, akan mengganggu
sistem pernapasan.
b)
Minyak dan Lemak
Jumlah
minyak dan lemak maksimum yang diperbolehkan 10 mg/L. Jika kandungannya
melebihi 10 mg/L, akn menutupi lapisan peermukaan air. Minyak dan lemak dalam
air menimbulkan rasa dan bau yang mengganggu.
c)
Fenol
Jumlah
fenol maksimum yang diperbolehkan 0,1 mg/L. Jika kandunganya dalam air melebihi
0,002 mg/L, menyebabkan rasa dan bau yang mengganggu. Fenol bersifat racun
sehingga berbahaya terhadap kesehatan.
d)
Sianida
Jumlah
sianida maksimum yang diperbolehkan 0,1 mg/L sebagai ion CN-. Jika
kandungannya dalam air melebihi 0,05 mg/L, sianida bersifat racun dan berbahaya
terhadap kesehatan. Gas sianida mudah larut. Apabila terminum dalam jumlah yang
melebihi batas, dapat mengganggu metabolisme oksigen dan meracuni hati.
3.
Dampak Polusi Tanah Tehadap Kesehatan Manusia
Dampak
polusi tanah terhadap manusia dirasakan secara tidak langsung dan belangsung
dalam jangka waktu yang agak lama. Contohnya, polusi tanah yang disebabkan
penggunaan bahan agrokimia dalam bidang
pertanian. Penggunaan pupuk dan pestisida sintesis dalam jumlah yang tidak
tepat dapat mencemari tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Terjadinya
degradasi tanah pertanian semakin parah karena terakumulasinya bahan agrokimia
tersebut. Pencemaran tanah pada akhirnya akan brpengaruh terhadap manusia dalam
bentuk makanan dan minuman yang tercemar. Bahan tersebut akan masuk ke tanaman
dan akan dikonsumsi oleh manusia. Secara tidak langsung, bahan tersebut akan
teakumulasi dalam tubuh manusia dan akan menimbulkan dampak pada kesehatan.
Menurut WHO (Sumber Denpost), paling tidak 20.000 orang pertahun meninggal
akibat keracunan pestisida dan 5.000 – 10.000 orng per tahun mengalami dampak
yang sangat fatal, seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan penyakit lever.
Dampak Polusi terhadap Lingkungan (Biotik dan Abiotik)
Sebelumnya
telah dibahas dampak polusi, khususnya terhadap kesehatan manusia. Berikut ini
akan dibahas dampak polusi terhadap lingkunagn biotik (hewan dan tumbuhan) dan
abiotik yang terintegrasi dalam pembahasan dampak polusi udara, polusi air, dan
polusi tanah terhadap lingkungan.
1.
Dampak Polusi Udara terhadap
Lingkungan
Dampak
polusi udara terhadap lingkungan, antara lain dampak terhadap tanaman,
terjadinya hujan asam, timbulnya efek rumah kaca, dan kerusakan lapisan ozon.
a.
Dampak terhadap Tanaman
Tanaman
yang tumbuh di daerah yang tingkat polusi udaranya tinggi dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman tersebut. Selain itu, tanaman rawan akan penyakkit, seperti
klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang menutupi permukaan daun
akan menghambat proses fotosintesis. Dampak gas sulfur dioksida (SO2)
terhadap tanaman menimbulkan pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi
daun. Emisi fluorin (F), sulfur dioksida (SO2), dan ozon (O3)
mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan.
b.
Hujan Asam
Polusi
udara akan mengancam lingkungan dan makhluk hidup. Polutan di udara dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam. Apakah hujan asam itu? Hujan asam merupakan
istilah gambaran turunnya asam dari atmosfer ke bumi dalam keadaan basah.
Namun, sebenarnya gas dan partikel yang mengundang asam juga dapat mengalami
dekomposisi kering. Angin membawa gas dan partikel tersebut mengenai bangunan,
tumbuhan, dan yang lainnya. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut tentang hujan
sam dan hbungannya dengan polutan di udara.
Gambar
3.1 Skema proses terjadinya hujan asam
Penyebab
utama hujan asam, yaitu gas SO2 dan NO2 yang merupakan
polutan di udara. Gas SO2 dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
fosil yang mengandung sulfur, terutama batubara. Nitrogen oksida terjadi saat
panas pembakaran menyebabkan bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di
udara. Gas-gas tersebut bereaksi dengan air, oksigen, dan berbagai zat kimia
lain di atmosfer. Hasil reaksi tersebut menghsilkan asam, yaitu asam sulfat (H2So4)
dan asam nitrat (NHO3). Reaksinya sebagai barikut.

SO
2 + H
2O H
2SO
3

SO
2 + H
2O H
2SO
4

2NO
2 + H
2O
HNO
4 +
HNO
3
Asam-asam
tersebut larut dalam air hujan dan turun ke bumi. pH normal air hujan adalah
5,6. Pencemar udara SO2 dan NO2 yang menghasilkan asam
dapat menyebabkan pH air hujan kurang dari 5,6 dan menyebabkan air hujan asam.
Dampak
hujan asam terhadap lingkungan sebagai berikut.
1)
Hujan asam akan merusak tanaman. Tanaman akan tumbuh tidak normal, bahkan
kering dan mati karena tingkat keasaman tanah dan air menjadi tinggi.
Gambar 3.2 Hujan asam dapat
merusak tanaman
2)
Hujan asam memengaruhi kualitas air permukaan.
Air permukaan menjadi asam, hewan dan tumbuhanair yang tidak tahan terhadap
kadar asam yang tinggi akan mengalami gangguan dah bahkan mati.
3)

Hujan asam dapat
melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan. Hujan asam dapat menyebabkan endapan
logam beracun, seperti oksida merkuri (HgO) dan alumunium oksida (Al
2O
3)
yang terlarut dalam air sehingga hewan dan tumbuhan air dapat teracuni.
4)
Hujan asam bersifat korosif sehingga dapat
merusak material dan bangunan.
Gambar
3.3 Hujan asam dapat merusak benda,
seperti patung batu menjadi rusak
c.
Efek Rumah Kaca
Bumi
memperoleh energi utama berasal dari matahari. Energi dari matahari mengenai
bumi dan berubah dari energi cahaya menjadi energi panas. Akibatnya, energi
tersebut akan menghangatkan bumi. Panas tersebut akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi sebagai radiasi inframerah gelombang panjang ke angkasa.
Sebagian lagi, panas tesebut teperangkap di atmosfer.
Atmosfer bumi mengandung gas-gas, antara lain karbon dioksida, metana, ozon,
CFC, dan nitrogen dioksida. Gas-gas tesebut menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Akibatnya, panas akan terperangkap di
permukaan bumi. Gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca pada rumah kaca.
Semakin tinggi kadar gas-gas tersebut di dalam atmosfer , semakin banyak panas
yang terperangkap sehingga suhu bumi meningkat dan terjadi pemanasan global
(global warming). Jadi, sering dengan tingginya pencemaran udara yang
mengandung polutan gas tersebut, efek ruamah kaca (greenhouse effect) juga
semakin tinggi.
Gambar
3.4 Efek rumah kaca mengakibatkan terjadinya pemanasan global
Dampak
dari efek rumah kaca adalah terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut.
1)
Terjadinya pencairan es kutub sehingga permukaan
air laut menjadi tinggi
2)
Terjadinya perubahan iklim regional dan global
3)
Terjadinya perubahan siklus hidup flora dan
fauna
d. Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan
ozon (O3) berfungsi untuk melindungi bumi secara alami dari radiasi
ultraviolet (UV) yang dipancarkan matahari. Lapisan ozon berada di stratosfer
pada ketinggian 20-35 km dari permukaan bumi. Poses pembentukan dan penguraian
ozon terjadi secara alami di stratosfer. Ozon terbentuk karena terjadinya
tumbukan antara gas oksigen dan sinar UV yang menghasilkan oksigen bebas.
Oksigen bebas bereaksi kembali dengan gas oksigen membentuk ozon. Ozon karena
adanya sinar UV akan terurai kembali menjadi oksigen bebas (On) dan
oksigen (O2). Begitulah seterusnya siklus pembentukan ozon di alam
dan selalu untuk mencapai keseimbangan antara penguraian dan pembentukan ozon.
Namun,
sekarang tingkat pencemaran udara sngat tinggi. Adanya CFC sebagai polutan
udara berada di stratosfer dan bersifat stabil. Sinar ultraviolet menyebabkan
CFC di lapisan atmosfer berubah menjadi radikal bebas Cl (Cl) yang
sangat reaktif. Radikal bebas Cl ini dapat mempercepat (katalis) dalam proses
penguraian ozon. Akibatnya, proses penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat
dari pembentukan molekul-molekul ozon sehingga keseimbngan ozon menjadi
terganggu. Dampak dari peristiwa tersebut, lapisan ozon menjadi menipis dan
bahkan terbentunya lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan tersebut
menyebabkan sinar ultraviolet yang dipancarkan mathari tidak dapat tersaing
lagi. Sinar ultraviolet langsung dipancarkan ke bumi sehingga dapat menyebabkan
kanker kulit dan berbagai penyakit pada tanaman.
2. Dampak Polusi Air terhadap Lingkungan
Apabila
terjadi pencemaran air, akan terjadi akumulasi polutan pada organisme air.
Akumulasi tersebut akan meningkat pada pemangsa yang lebih besar. Selain itu,
air yang tercemar akan merusak estetika lingkungan (seperti pemandangan yng
tidak nyaman dan bau yang busuk). Berikut ini beberapa uraian tentang dampak
polusi air terhadap lingkungan.
a. Dampak Polusi Air karena Buangan
Industri
Salah
satu contoh dampak polusi air karena buangan industri adalah limbah merkuri
(Hg). Mercuri biasanya digunakan dalam proses penambangan emas. Sisa
penambangan yang dibuang ke perairan menyebabkan air tercemar merkuri. Merkuri
masuk ke dalam rantai makanan organisme air. Mekuri akan terakumulasi dalam
organisme air dan aka berdampak pada kesehatan manusia. Merkuri dengan kadar
tinggi dapat bersifat racun terhadap organisme air, seperti ikan.
b. Dampak Polusi Air karena
Pembusukan Sampah Organik
Sampah
organik mengalami proses pembusukan karena adanya bakteri pengurai. Penguraian
akan menyebabkan kadar oksigen dalam air akan berkurang dan menyebabkan
gangguan terhadap kehidupan organisme air.
c. Dampak Polusi Air karena
Pemakaian Bahan Agrokimia
Pemakaian pupuk dan pestisida dapat
menyebabkan pencemaran air. Selain itu, fosfat dan nitrogen hasil samping
pemakaian pupuk akan menyebabkan eutrofikasi (penimbunan mineral) yang
menyebabkan pertumbuhan alga dengan cepat (blooming alga). Alga yang menutupi
perairan dapat menyebabkan berkurangnya penetrasi cahaya matahari ke dalam air.
Akibatnya, mengganggu kelangsunga hidup organisme air, seperti terhambatnya
proses fotosintesis.
d. Dampak
Polusi Air karena Tumpuhan Minyak di Perairan
Kecelakaan kapal tanker menyebabkan
tumpuha mimyak di perairan. Tumpuhan minyak tersebut akan menyebabkan keracunan
dan kematian organisme akuatik dan mengganggu ekosistem perairan secara
ekologis.
e. Dampak
Polusi Air terhadap Terumbu Karang
Indonesia memiliki terumbu karang terkaya
di dunia dengan keragaman ikan terumbu yang terbesar (sekitar 1.650 spesies)
dan 60 persen dari spesies karang keras di dunia (480 spesies). Terumbu karang
bermanfaat sebagai penahan ombak. Apabila terumbu karang rusak, mengakibatkan
semakin rawannya masyarakat pantai terhadap bencana alam jika permukaan air
naik. Terumbu karang terancam karena penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan
dan mencemarkan. Contohnya, penangkapan ikan dengan peledakan dan penggunaan
racun. Dampak racun sianida dan peledakan di terumbu karang meliputi kerusakan
fisik terumbu dan matinya karang dan organisme nontarget lainnya secara luas
dan kerusakan ekosistem koral.
Polusi yang bersumber dari darat, termasuk
limbah industri, limbah cair, dan sisa bahan kimia pertanian (misalnya pupuk
dan pestisida), juga mengancam terumbu karang. Terumbu karang biasanya tumbuh
subur di air jernih dengan tingkat nutrien rendah. Bertambahnya sedimen
berpengaruh secara negatif pada pertumbuhan koral, yang mengakibatkan kematian
koral.
Gambar 3.5 Polusi air dapat merusak terumbu karang
3. Dampak
Polusi Tanah terhadap Lingkungan
Sebelumnya telah dijelaskan, penyebab
polusi tanah adalah bahan-bahan yang sukar hancur dan bahan agrokimia. Pencemar
berupa bahan yang sukar hancur akan berdampak mengurangi estetika tanah dan
lingkungan, seperti lingkungan yang kumuh. Pemanfaatan bahan agrokimia yang
berlebihan untuk meningkatkan hasil pertanian, justru akan merusak lingkungan dan
hilangnya lapisan tanah yang mengandung nutrisi.